Kamis, 31 Desember 2009

DI KALIGADUNG PENGGARUTAN BUMIAYU, KECELAKAAN LALULINTAS 1 TEWAS


Satu Tewas Akibat Tabrakan Beruntun


ANTARA NEWS Rabu, 30 Desember 2009




Brebes (ANTARA News) - Satu tewas dan dua lainnya terluka akibat tabrakan beruntun Bus Kurnia G 1461 AE, mobil bak (pick up) Mitsubishi D 8329 YE, dan sepeda motor Suzuki G 2072 KP di Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah.

"Kecelakaan terjadi di ruas jalan utama Tegal-Purwokerto, tepatnya di Dukuh Kaligadung, Desa Penggarutan, Kecamatan Bumiayu, Brebes," kata Kepala Pos Lalu Lintas Bumiayu, Aipda Sisri di Brebes, Rabu.

Korban tewas seketika yakni Dian Windasari (17) warga RT 01 RW 01 Desa Prupuk, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal.

"Sedangkan korban yang luka yaitu Tomy Arif Setyawan (10) dan Supriyo (50), baik korban tewas maupun luka merupakan satu keluarga," katanya.

Hingga kini, polisi masih menyelidiki penyebab kecelakaan kepada sopir bus, sopir mobil `pick up` dan sejumlah saksi.

Raozah (45), saksi mata, mengatakan, Supriyo memboncengkan kedua anaknya dari arah selatan (Purwokerto) menuju utara (Tegal) menggunakan sepeda motor usai membeli buah durian di pinggir jalan di sekitar lokasi kejadian.

"Mereka baru saja membeli durian yang saya jajakan, kemudian segera melanjutkan perjalananya ke arah Tegal," katanya.

Setelah sepeda motor menyebrang, katanya,tiba-tiba dari arah selatan, mobil "pick up" meluncur diiringi bus di belakangnya.

"Bus nampak hendak mendahului mobil `pick up`, tiba-tiba terdengar bunyi benturan keras, lalu saya baru sadar telah terjadi tabrakan," katanya.

Rupanya bagian kiri bus menabrak bagian belakang mobil`pick up`, sehingga mobil tersebut kehilangan kendali dan menyebabkan sepeda motor yang dikendarai Supriyo tertabrak.

"Mobil `pick up` baru berhenti setelah menabrak pohon yang berada di sisi kiri jalan, sementara sepeda motor sempat terseret beberapa meter," katanya.

Supriyo beserta dua anaknya juga terlempar dari sepeda motor, sehingga salah satu anaknya, Dian yang duduk diboncengan paling belakang tewas seketika.

"Dian dan Supriyo segera dilarikan menuju Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Aminah Bumiayu, sedangkan Tomy dirujuk ke RS di Purwokerto akibat kondisinya kritis," katanya.

Sikin (55), sopir mobil `pick up` yang merupakan warga Desa Pagojengan, Kecamatan Paguyangan, Brebes, mengaku kaget, sehingga hilang kendali setelah mobilnya ditabrak dari belakang.

"Saat itu saya memang melihat ada sepeda motor yang berjalan searah, karena mobil saya ditabrak dari belakang mengakibatkan saya hilang kendali dan menabrak sepeda motor tadi," katanya.

Sutrisno (49), sopir bus yang merupakan warga Kelurahan Panggung, Tegal, mengatakan, dirinya bermaksud menyalip mobil `pick up` yang ada didepannya.

"Namun kendaraan tersebut terlihat oleng, sehingga bagian kiri bus menabrak bagian kanan belakang mobil `pick up` saat hendak disalip," katanya.(*)

Minggu, 27 Desember 2009

DI BUMIAYU - NATAL DAN TAHUN BARU HARGA GULA MELONJAK


JPNN COM Kamis, 24 Desember 2009 , 06:56:00

Natal-Tahun Baru Harga Gula Melonjak


BUMIAYU - Sejak empat hari terakhir ini, harga gula pasir di wilayah Bumiayu dan sekitarnya melambung tinggi. Hampir setiap hari terjadi kenaikan harga dalam kisaran Rp500 hingga Rp1000. Empat hari lalu pedagang menjual bahan pemanis itu dengan harga sekitar Rp 9.000 per kilogram, kemarin melambung menjadi Rp 11.500 per kilogram.

Harga yang dipatok itu hampir merata terjadi di sejumlah pasar, tidak hanya di pasar induk Bumiayu, namun juga di pasar PKL Kalierang. Haryanto (44), seorang pedagang sembako di Pasar Induk Bumiayu menjelaskan, kenaikan harga terjadi secara bertahap. Dari semula Rp 9.000 kemudian Rp 10.000, Rp 11.000 dan kemarin sudah Rp 11.500 per kilogramnya.

Dia menjelaskan, kenaikan harga gula yang sangat tinggi itu memang telah terjadi di tingkat distributor. Ditanya mengapa terjadi kenaikan harga seperti itu, Haryanyo mengaku tidak tahu secara persis. Dia hanya mengatakan, kondisi ini sepertinya sudah rutin terjadi setiap kali datangnya perayaan hari besar. "Sudah biasa terjadi. Biasanya menjelang lebaran atau saat akan menghadapi perayaan Natal dan Tahun Baru. Maka harga sejumlah kebutuhan kembali naik," jelasnya.

Dengan kondisi seperti itu, lanjutnya, sebagai pedagang dirinya tidak berani berspekulasi dengan memperbanyak stok gula pasir dagangannya. Alasannya, naiknya harga gula pasir saat ini diikuti dengan menurunnya harga beli masyarakat. Sebelum kenaikan dia mengaku bisa menjual sedikitnya 2 karung atau 1 kwintal gula pasir. Tapi sekarang dari 1 karung yang dijual, paling hanya laku 50 kilogram saja. "Sekarang jarang yang beli dalam jumlah bayak. Paling warga membeli dengan mengecer di warung-warung," urainya.

Dampak kenaikan harga gula merembet ke nasib pedagang kecil. Martono (34), penjual es campur dan kelapa muda di pinggiran jalan utama Bumiayu mengaku kesulitan dengan kenaikan harga gula yang cukup tinggi tersebut. Karena gula mahal, dia terpaksa mengurangi porsi gula di dagangannya. Dia mengaku tidak berani menggunakan pemanis buatan, dengan alasan takut pelanggan pada kabur.

Berbeda dengan gula, penjualan beras justru bagus. Hj Saidah (47), pedagang beras di Pasar Induk Bumiayu, fase peningkatan penjualan beras sudah terasa sejak awal Desember. Jenis beras yang paling laku adalah jenis beras pusaka yang dijual mulai dari Rp 5.200 hingga Rp 5.400 per kilogram di tingkat pengecer. Dalam sehari, beras jenis itu bisa terjual 5 hingga 6 kwintal. (pri/sam/jpnn)

Kamis, 24 Desember 2009

POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI BREBES SELATAN, ( KECAMATAN : BUMIAYU, SIRAMPOG, TONJONG, PAGUYANGAN, BANTARKAWUNG, SALEM )


KECAMATAN TONJONG, KECAMATAN SIRAMPOG, KECAMATAN BUMIAYU Oleh T.Gunawan



SUARA MERDEKA 3 JULI 2009

Potensi Sumber Daya Alam Brebes Selatan ( Kecamatan: Bumiayu, Tonjong, Sirampog, Paguyangan, Bantarkawung, dan Salem ).


Bumiayu merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Brebes bagian selatan, banyak potensi yang belum dikembangakan didaerah itu, akan tetapi karena lokasi yang jauh dari ibu kota kabupaten menjadikan daerah ini kurang diperhatikan. Mestinya pemerintah berkewajiban dalam pemerataan pembanguanan di seluruh pelosok daerah tanpa terkecuali.

Dalam tata letak pembangunan kota, Bumiayu masuk dalam Sub Wilayah Pembangunan (SWP) III yang meliputi, Bumiayu, Tonjong, Paguyangan, Sirampog, Batarkawung dan Salem. SWP III ini di desain sebagai daerah pengambangan di sektor pertanian. Lihat saja di sepanjang jalan Bumiayu-Tonjong terbentang hutan pinus dan jati, dan di sekelilingnya kita bisa melihat tanaman padi yang membentang di sepanjang jalan tersebut, juga tanaman-tanaman lain yang dihasilkan dari SWP III, misalnya kubis, singong, wortel dan tomat.

Mengingat letak geografis Brebes bagian selatan(Bumiayu dan sekitarnya) yang berada di lereng gunung Slamet, selain tanahnya subur diam-diam daerah ini potensi Sumber Daya Alam(SDA) yang cukup melimpah. SDA inilah yang selama ini belum tergarap maksimal, padahal jika pemerintah mau serius SDA ini, Pemerintah Kabupaten(Pemkab) Brebes ini bisa mendapatkan keutungan yang tidak sedikit, bahkan bisa digunakan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Potensi
Begitu juga masyarakat sekitar potensi alam ini bermanfaat meningkatkan kesejahteraan, setidaknya SDA itu memberi nilai tambah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

Pada tahun 2005 Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Brebes bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat Institut Teknologi Bandung(LPPM-ITB) pernah mengadakan penelitian terkait kondisi SDA yang terkandung di daerah SWP III ini, dan hasilnya di daerah ini terkandung banyak potensi SDA, mulai dari batu bara, batu apung, tanah liat, dan basir dan batu(Sirtu), bahkan minyak bumi sempat terdekteksi meskipun hasilnya dibawah standar.
SDA itu sangat bermanfaat terutama sebagai campuran bahan bangunan. Misalnya batu apung yang terdapat di Desa Mendala dan Desa Cilibur, Kecamatan Sirampog, selama ini masyarakat sekitar memanfaatkan batu Apung ini sebagai bahan campuran pengganti pasir untuk bangunan rumah. Kegunaan lain, batu ini dapat dipergunakan untuk campuran bahan baku semen, bahan beton ringan, bata tahan api, industri keramik, dan bahan pencuci kain.

Potensi lain terdapat di sepanjang sungai pemali yang melintasi kecamatan Tonjong dan Bantarkawung terdapat pasir dan batu cukup banyak, yang bisa digunakan sebagai bahan bangunan. Selain itu, terdapat batu belah yang bisa ditemukan di lereng gunung menyebar disekitar Kecamatan Salem, Bantarkawung, Bumiayu, Tonjong, Sirampog, dan Paguyangan. Pada umumnya batu belah itu dimanfaatkan untuk pembuatan batu split, sebagai bahan cor, bahan fondasi rumah atau jalan

Untuk mencipatakan pembangunan daerah yang merata, kiranya pemerintah mesti memahami keadaan lingkungan dan potensi-potensi yang terkandung. Banyak daerah yang mengeklporasi SDA tanpa melihat dampaknya, alhasil lingkungan itu menjadi tidak produktif bahkan menjadi daerah yang gersang dan tandus. Maka inilah yang perlu pikirkan pemerintah, setidaknya harus ada langkah-langkah pencegahan sebelum terjadi kerusakan lingkungan. Jangan sampai pasca pendayagunaan SDA ini justru lingkungan menjadi rusak, nantinya akan menjadi bencana yang mengancam warga sekitarnya.

Karena itu yang perlu diberdayakan tidak hanya SDA-nya, tapi juga warga SDM masyarakat di sekitarnya. Setidaknya warga diajak berpikir bersama untuk mengelola SDA yang ada di dekatnya, sehingga masyarakat merasa memliki rasa tanggungjawab untuk mengembangkannya. Dan masyaraat secara langsung akan merasaan keuntungan yang di dapat dari SDA ini.

Disini ada beberapa catatan terkait langkah-langkah untuk pemberdayaan SDA dengan memperdulikan lingkungan. Pertama: pemerintah bersama masyarakat menjaga kelesatarian lingkungan, pendayagunaan SDA sebisa mungkin untuk meminimalisir kerusakan lingkungan.
Menjaga Lingkungan

Kedua: pendidikan tentang lingkungan kepada masyarakat, ini penting mengingat untuk melestarikan lingkungan perlu pengetahuan cara-cara untuk menjaga lingkungan yang baik dan benar. Berikut dengan upaya pembelejaran pencegahan berncana alam yang diakibatkan eksplorasi yang berlebihan.
Ketiga: pemberdayaan nilai-nilai kewirausahaan masyarakat hasil dari pengelolaan SDA, hal ini terkait pemasaran hasil-hasil yang diperoleh dari SDA. Diharapkan dengan pemberdayaan ini masyarakat bisa mandiri memasarkan hasil pengelolaannya dan bisa memberikan nilai tambah bagi ekonomi keluarga.

Kelima: regulasi pemerintah, pada kondisi ini jauh lebih penting dimana posisi pemerintah yang mempuynai kekuatan penuh untuk megatur atau menerbitkan peraturan tentang pengelolaan SDA dan hasilnya. Tujuannya untuk mengantisipasi ekspolarasi sda yang tidak terkontrol, dan cenderung merusak lingkungan.
Harapan besar dengan pengelolaan SDA ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitarnya, juga turut menambah Pendapatan Asli Daerah(PAD). Tentunya dengan memperhatikan dan menjaga lingkungan di sekitar lokasi penambangan.

**) Di muat di harian Suara Merdeka edisi 3 Juli 2009

Sabtu, 19 Desember 2009

KABAR DARI PAGUYANGAN : BUS HANTAM BUS, 3 TEWAS 11 LUKA




SUARA MERDEKA - Berita Utama
20 Desember 2009
Bus Hantam Bus, 3 Tewas 11 Luka

SM/Teguh Inpras
HANCUR: Bus Sinar Jaya yang hancur pada bagian depan jadi tontonan warga setelah bertabrakan dengan bus Javana Sangkuriang di ruas jalan Tegal - Purwokerto, tepatnya di depan PT ZAC Desa/Kecamatan Paguyangan, Brebes, kemarin. (57)

BUMIAYU- Tabrakan antara bus Sinar Jaya dengan bus Javana (Sangkuriang) di ruas Tegal - Purwokerto, tepatnya di depan PT Zeta Agro Corporation (ZAC) Desa/Kecamatan Paguyangan, Brebes, Sabtu, mengakibatkan tiga tewas dan 11 lainnya luka berat dan ringan.
Korban tewas adalah sopir Sinar Jaya, Jaelani, warga Margasari, Tegal serta sopir Javana, Haryanto, warga Kalibagor, Banyumas, dan salah satu penumpangnya, Yasin (62), warga Purworejo.

Kecelakaan itu juga mengakibatkan 3 penumpang bus Javana luka berat, yakni Untung Purnomo (35), Rono (45), keduanya warga Wonosobo dan Saiman (25), warga Banjarnegara. Sementara 8 penumpang lainnya luka ringan.

Keterangan yang dihimpun Suara Merdeka, kecelakaan bermula ketika bus Javana dengan sekitar 30 penumpang melaju dari arah utara (Tegal). Beberapa penumpang selamat mengatakan bus melaju dengan kecepatan sedang karena baru saja mengisi bahan bakar di SPBU Paguyangan, lebih kurang 100 meter sebelum tempat kejadian perkara (TKP).

Dari arah selatan (Purwokerto) meluncur bus Sinar Jaya yang disopiri Jaelani. Bus tanpa penumpang itu melaju oleng memakan lajur kanan dengan kecepatan tinggi. Karena jarak sudah dekat tabrakan tidak bisa dihindari. Benturan keras itu mengakibatkan bodi depan bus rusak berat, kedua sopir bus tewas seketika dengan luka mengenaskan. Penumpang bus Javana yang duduk persis di belakang sopir juga turut menjadi korban.

Warga sekitar yang mengetahui kecelakaan itu langsung memadati TKP. Mereka langsung memberi pertolongan dan mengevakuasi korban luka ke bagian rawat inap Puskesmas Paguyangan, sekitar lebih kurang 500 meter dari TKP. Arus lalu lintas di jalur itu langsung macet. Polisi lalu lintas yang tiba di lokasi mengamankan TKP dan mengurai arus lalu lintas.

Sementara evakuasi dua sopir bus cukup memakan waktu lama karena kondisinya terjepit, terparah dialami sopir Javana Haryanto. Sopir asal Kalibagor Banyumas itu baru bisa dievakuasi sekitar pukul 06.40. “Benturannya sangat keras hingga muka bus tidak berbentuk. Kedua sopir bus tewas mengenaskan dengan posisi terjepit,” kata Tarjo, warga setempat.

Saiman, penumpang asal Banjarnegara mengatakan kejadian tersebut sangat mengerikan. Saat tabrakan terjadi, dia yang duduk di bangku depan sebelah kiri sopir terpental keluar hingga membentur aspal. “Dari kejauhan, laju bus Sinar Jaya sudah oleng,” kata dia. Sementara kenek Sinar Jaya M Khapip mengaku tidak mengetahui penyebab kecelakaan karena saat kejadian sedang tidur. Menurutnya, bus berangkat dari Purwokerto dengan tujuan Margasari, Tegal untuk ngetem mengambil penumpang. “Pemberangkatannya memang dari Margasari,” kata dia.

Kapolres Brebes AKBP Beno Louhenapessy SIK MH melalui Kasatlantas AKP Matius SIK memastikan tiga korban tewas dalam kecelakaan. Menurut dia, perlu penyelidikan lebih mendalam untuk mengetahui penyebab kecelakaan, karena masing-masing sopir bus tewas dalam kejadian itu. Namun, berdasar hasil olah TKP, kecelakaan terjadi karena bus Sinar Jaya melaju di jalur lawan. Bus Javana sempat berusaha mengerem namun tabrakan tidak bisa dihindarkan. “Mengapa Sinar Jaya melaju oleng hingga memakan lajur kanan? itu yang sedang kami selidiki,” katanya. (H51-29)

Jumat, 18 Desember 2009

PEMBANGUNAN JALUR GANDA KERETA API CIREBON - KROYA LEWAT KECAMATAN TONJONG, BUMIAYU DAN PAGUYANGAN




Pembangunan Jangan Merusak Lingkungan
Ditulis oleh Administrator Radar Tegal - Thursday, 15 October 2009

BUMIAYU - Pembangunan jalur ganda kereta api Cirebon-Kroya yang saat ini pelaksanaannya mulai menjangkau wilayah Kecamatan Paguyangan dan Bumiayu, diharapkan jangan sampai membawa dampak buruk yang dampaknya akan dirasakan oleh warga masyarakat.

Mardiyanto Sag, tokoh masyakat Kecamatan Paguyangan dan aktivis LSM Gapura, menegaskan, seiring dengan meningkatnya aktifitas pembangunan dibarengi dengan bertambahnya kebutuhan material alam. Dimana untuk pembangunan jalur ganda tersebut sangat membutuhkan material pasir dan Batu (sirtu) yang didapat dari sejumlah lokasi penambangan

di wilayah Kabupaten Brebes bagian selatan. "Pihak pelaksanan pembangunan sendiri telah beritikad baik dengan memberdayakan potensi maupun sumber daya yang ada ditengah lingkungan pembangunan. Hanya saja yang perlu diperhatikan lokasi adalah kemungkinan dampak yang akan ditimbulkan jika pengambilan sirtu dilakukan tidak terkontrol," ungkapnya kemarin.

Guna memenuhi kebutuhan material sirtu untuk pembangunan jalur ganda, saat ini diperoleh dari sejumlah lokasi penambangan yang berada di wiayah Kecamatan Bumiayu maupun Kecamatan Bantarkawung.

Karenanya Mardiyanto berharap, pihak-pihak terkait dapat turut melakukan pengawasan utamanya bagi lokasi-lokasi penambangan galian C. "Kita berharap pengambilan material alam ini dilakukan pada lokasi-lokasi yang benar-benar aman, sehingga tidak berdampak pada kerusakan ekosistem maupun bangunan semisal bandungan maupun jembatan," jelasnya.

Ungkapan tersebut seiring dengan masih adanya sejumlah titik penambangan galian C yang berada tidak jauh dari lokasi bangunan bendung maupun irigasi seperti yang ada di Desa Kalisumur, Kecamatan Bumiayu.Di lokasi tersebut penambangan yang dilakukan warga berada sangat dekat dengan bangunan Bendung Notog di aliran Sungai Keruh.

""Untuk menghentikan jelas sulit, sebab kita dihadapkan pada dua pilihan, satu sisi penambangan dapat merusak ekosistem. Sementara para penambang dituntut memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu solusi yang mungkin dapat dilakukan adalah bukan dengan jalan menghentikan, tetapi dengan Penataan-penataan seperti, pengendalian dan pengawasan," ungkapnya.

Karenanya dia berharap pengambilan material sirtu hanya dilakukan pada lokasi penambangan galian C yang berijin. Sehingga kekhawatirkan akan dampak kerusakan yang ditimbulkan akan terhindar. "Jika lokasi galian sudah memiliki ijin, tentunya telah memenuhi sejumlah ketentuan yang mencegah terjadinya kerusakan lingkungan," jelasnya lagi. Camat Bumiayu melalui Kasi Trantib, Farikhin, mengatakan, pihaknya telah memahami kondisi yang terjadi saat ini. Untuk itu bersama anggota Satpol PP Kecamatan Bumiayu senantiasa melakukan pemantauan di lokasi-lokasi pengambilan material alam.

"Kita akan memantaunya, utamanya di lokasi-lokasi penambangan. Sebab selama ini penambangan dilaksanakan oleh warga yang tinggal disepanjang sungai lokasi penambangan. Untuk itu kita juga memberikan sosialisasi mengenai dampak kerusakan lingkungan," kata Farikhin. (pri)
Komentar

Senin, 14 Desember 2009

BUS TABRAK MOTOR, DUA TEWAS DI JALAN LINGKAR BUMIAYU



SUARA MERDEKA Lintas Pantura
15 Desember 2009

Bus Tabrak Motor, Dua Tewas

* Di Tikungan Maut Karangjati

BUMIAYU- Tikungan maut Karangjati Jalan Lingkar Bumiayu, Brebes kembali menelan korban.

Kali ini, dua pengendara sepeda motor Honda Supra X G 4589 R tewas sekaligus setelah ditabrak bus Sumber Waras AA 1633 GA, Senin (14/12) pukul 14.00. Korban tewas adalah Farkhan (20) dan Kasmudi (38), keduanya warga Dukuh Lo Desa Taraban Kecamatan Paguyangan, Brebes.

Keterangan yang berhasil dihimpun Suara Merdeka menyebutkan, peristiwa itu bermula ketika kedua korban melaju dari arah utara dengan kecepatan cukup tinggi.

Diduga saat melintas di tikungan Karangjati, sekitar 50 meter sebelum SPBU Negeradaha, Farkhan yang mengendarai motor berusaha menyalip sebuah mobil pribadi.

Namun saat berusaha menyalip, sepeda motor yang dikemudikan bergerak terlalu ke kanan hingga akhirnya tertabrak bus Sumber Waras tujuan Sumatera yang pada saat bersamaan melaju dari arah selatan (Purwokerto). Tabrakan tidak dapat dihindarkan.

Sepeda motor korban nyungsep pada bemper bus. Farkhan masuk ke kolong bus, sementara pemboncengnya Kasmudi terpelanting. Keduanya tewas seketika dengan luka mengenaskan pada bagian kepala.

Kedua korban langsung dievakuasi ke ruang jenazah Bagian Rawat Inap Puskesmas Bumiayu. Eko, penumpang bus asal Magelang yang duduk di dekat sopir mengatakan, saat menyalip sepeda motor terlalu bergerak ke kanan. “Sopir bus sudah berusaha mengerem, namun karena jarak sudah dekat tabrakan tidak bisa dihindari,” kata dia.

Jemput Pengantin

Sumber lain di tempat kejadian perkara (TKP) menyebutkan, kedua korban merupakan iring-iringan pengantin yang baru menjemput pengantin laki-laki dari Talok Desa Dukuhturi Kecamatan Bumiayu. Rombongan iring-iringan pengantin bertolak dari Talok menuju Dukuh Lo Taraban melalui jalur kota Bumiayu. Diduga karena tertinggal, kedua korban menggunakan Jalan Lingkar agar lebih cepat.

“Keduanya baru jemput pengantin, namun sebagian rombongan lewat kota. Sementara korban lewat Jalan Lingkar,” ucap Warto yang mengaku kedua korban merupakan tetangganya. Sementara itu akibat kecelakaan itu, lalu lintas di jalur tersebut sempat tersendat . Untuk beberapa saat, kendaraan baik dari arah Tegal maupun Purwokerto dialihkan melalui jalur kota.

Kapolres Brebes AKBP Beno Louhenapessy SIK MH melalui Kaposlantas Bumiayu Aipda Sisri mengatakan penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan.

Dugaan sementara, kecelakaan terjadi karena pengendara motor kurang berhati-hati, tidak melihat situasi lalu lintas ketika sedang menyalip. “Kami masih melakukan olah TKP. Beberapa saksi dan sopir bus juga sedang kami mintai keterangannya,” ucap Kaposlantas. (H51-61)

Minggu, 13 Desember 2009

PERLU JALAN LINGKAR BARAT GUNA ATASI KESEMRAWUTAN BUMIAYU


Perlu Jalan Lingkar Barat Guna Atasi Kesemrawutan Bumiayu


OKEZONE.COM Minggu, 18 Mei 2008 - 18:24 wib



BREBES - Kota Bumiayu kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang merupakan kota dagang di wilayah selatan dilihat dari perkembangannya ke depan, seyogyanya diarahkan ke bagian barat dengan membangun jalan lingkar barat. Hal ini dikandung maksud supaya keramaian Bumiayu terbagi sehingga sedikit dapat mengatasi kesemrawutan kota di Brebes bagian selatan itu

Bumiayu yang merupakan kota sentra dagang dimana banyak para pedagang dari tiga kabupaten Brebes Banyumas dan Cilacap,yang memanfaatkan pasar bumiayu ,sangat mendesak untuk dikembangkan
Disisi lain dengan adanya pembanganan kota secara otomatis akan menaikan harga tanah sehingga masyarakat akan di utungkan" jelas H. Achmad Ghojali salah satu tokoh di Brebes sewaktu ditanya tentang adanya gagasan jalan lingkar Barat melalui Jalur Laren- Jatisawit- Taraban.

Hal sama diungkapkan Kepala Desa Jatisawit Syakib Syahrudin bahwa gagasan pembangunan Jalan Lingkar Barat Bumiayu melalui jalur Laren - Jatisawit - Taraban sepanjang 6 kilometer, layak untuk ditindaklanjuti oleh Pemkab Brebes.

Jika direalisasikan, jalan tersebut bisa menjadi jalur alternatif bagi warga Kecamatan Bantarkawung dan Kecamatan Salem juga Majenang Cilacap "Mereka yang akan menuju Purwokerto bisa melalui jalur itu sehingga mengurangi kepadatan di ruas kota kecamatan Bumiayu," ujar Syakib.

Menurut Syakib, gagasan membangun jalur alternatif itu mendapat dukungan dari pemerintah Desa Laren (Kecamatan Bumiayu) dan pemerintah Desa Taraban (Kecamatan Paguyangan). Guna merealisasikan gagasan itu, pemkab tinggal melakukan pembenahan-pembenahan yang meliputi pengaspalan jalan dan pembuatan drainase jalan.

Beberapa titik jalan yang perlu mendapatkan pembenahan diantaranya pada jalur Taraban - Gardu PLN dan Jatisawit - Taraban kecamatan Paguyangan. "Kelengkapan badan jalan sudah ada , tinggal dilakukan perbaikan," katanya

Lebih jauh dia menjelaskan, gagasan pembangunan jalan lingkar barat sudah diusulkan melalui Musrenbang(musyawarah rencana pembangunan). Dan untuk merealisasikan pembangunan jalan lingkar barat tidak perlu membebaskan lahan warga. Karena lebar jalan yang ada sudah cukup memadai, yakni 3 meter. " Kami bersama pemerintah desa Taraban dan Laren sepakat mengusulkan jalan tersebut untuk menjadi jalur lingkar barat," pungkas Syakib(boy).

Boypurwo
Jalan Raya Paguyangan No 59 Paguyangan Brebes
Bumiayu Brebes
Telp 08172821182 (//mbs)

Rabu, 09 Desember 2009

" FOTO-FOTO KOTA BUMIAYU DAN SEKITARNYA 2009 " Oleh T.Gunawan Razuki SH,LLM - Kalierang Bumiayu


TERMINAL BUS BUMIAYU



MENJELANG PAGI DI TERMINAL BUS BUMIAYU


GUNUNG SLAMET DIFOTO DARI KALIERANG BUMIAYU



KOTA BUMIAYU DEPAN POLSEK KALIERANG, SUNYI MENJELANG SHOLAT IDULFITRI 20 SEPTEMBER 2009























SETASIUN TALOK BUMIAYU

JEMBATAN SAKA LIMA BELAS (SAKALIBEL) BUMIAYU


PEREMPATAN KALIERANG-LANGKAP DI JALAN LINGKAR BUMIAYU

DESA LANGKAP DARI JALAN LINGKAR BUMIAYU