Selasa, 02 Maret 2010

BANJIR DI BUMIAYU DAN BANTARKAWUNG : JEMBATAN PUTUS DAN PULUHAN RUMAH TERENDAM


SUARA MERDEKA 28 Februari 2010

Jembatan Putus dan Puluhan Rumah Terendam

* Banjir di Bumiayu dan Bantarkawung

BUMIAYU- Dua aliran sungai di wilayah Kecamatan Bumiayu dan Bantarkawung, Brebes, Jumat malam (26/2), meluap. Akibatnya, sebuah jembatan putus dan puluhan rumah lainnya terendam.

Di Kecamatan Bumiayu, tepatnya di Desa Pruwatan, Sungai Pemali meluap setelah diguyur sejak sore hari. Aliran sungai yang deras tersebut memutus jembatan gantung, yang merupakan akses utama warga Dukuh Kubangsari menuju ke pusat pemerintahan desa.

Samidin (39) warga Kubangsari Desa Pruwatan Kecamatan Bumiayu mengatakan jembatan putus sekitar pukul 20.00. “Banjir menggerus fondasi jembatan hingga akhirnya putus,” kata Samidin.

Putusnya jembatan itu mengakibatkan seratusan kepala keluarga (KK) yang tinggal di Dukuh Kubangsari terisolasi. Saat ini untuk dapat keluar dari wilayahnya, warga terpaksa berjalan menyeberangi sungai. Namun saat air sungai meluap, hal itu tak dapat dilakukan.

Kepala Desa Pruwatan Agus Kusworo mengatakan, peristiwa bencana tersebut sudah dilaporkan ke Pemkab. Menurutnya, kejadian tersebut bukan yang pertama terjadi. Setiap banjir besar hampir dipastikan jembatan putus.

“Ini merupakan yang kesekian kalinya banjir memutus jembatan,” kata dia. Menurutnya, kali terakhir jembatan gantung berukuran panjang lebih kurang 36 meter dan lebar 1 meter itu dibangun Pemkab awal tahun 2009.

Hujan lebat juga mengakibatkan Sungai Kuya di Desa Cinanas Kecamatan Bantarkawung meluap hingga merendam puluhan rumah di Dukuh Cinanas III dan Dukuh Muara.

Panik

Air sungai mulai masuk ke perkampungan sekitar pukul 19.00. Genangan air berketinggian antara 50 centimeter hingga satu meter tersebut membuat warga yang bermukim di sekitar aliran sungai itu panik. Kalangan orang tua, ibu-ibu dan anak-anak langsung diungsikan.

Demikian pula dengan perabotan rumah tangga karena khawatir ketinggian air semakin naik. “Banjir ini yang terbesar, sebelumnya tidak pernah masuk ke perkampungan,” kata Urip, warga Dukuh Cinanas III. Menurut dia, genangan air baru benar-benar surut menjelang tengah malam.

Kepala Desa Cinanas Drs Toat Riyono mengatakan, kini warga telah kembali menempati rumahnya. Kerja bakti juga dilakukan untuk membersihkan lumpur yang mengotori sarana ibadah.

Dia menduga, banjir terjadi karena tingkat sedimentasi sungai di dekat pemukiman cukup tinggi. Akibatnya, posisi tanggul hampir rata dengan permukaan sungai sehingga saat banjir datang air masuk ke pemukiman. ”Ada sekitar 50 rumah yang terendam. Terbanyak di Cinanas III, sebagian kecil lainnya di Muara,” kata dia.

Menyikapi kejadian bencana tersebut, anggota DPRD Brebes yang juga tokoh masyarakat Desa Pruwatan Imam Sairi BA meminta Pemkab segera melakukan penanggulangan bencana yang terjadi di Desa Kubangsari dan Cinanas.

”Fasilitas umum seperti Jembatan Kubangsari misalnya, harus secepatnya ditanggulangi agar mobilitas warga tidak terganggu,” katanya. Menurut Sairi, penanganan tidak harus berpedoman pada dana APBD, karena ada pos bencana alam. (H51-47)