Jumat, 13 November 2009
KEINDAHAN DI KAKI GUNUNG SLAMET
Gunung Slamet difoto dari Desa Kalierang Bumiayu ,Brebes oleh T.Gunawan
Monday, March 16, 2009
Keindahan di Kaki Gunung Slamet
Objek agrowisata Kaligua terletak di kabupaten Brebes tepatnya di kecamatan Paguyangan Desa Pandansari.Agrowisata kaligua berada di ketinggian ±900 m dpl sehingga tak heran jika sepanjang hari daerah ini penuh kabut dan mempunyai curah hujan yang tinggi.untuk mencapai daerah ini pengunjung harus menempuh perjalanan sekitar 15 km dari kota Bumiayu atau 10 km dari Paguyangan.untuk mencapai objek ini pengunjung harus bersabar dan jangan terburu-buru karena disamping menanjak dan berkelok kelok,jalan yang harus ditempuh sebagian masih kurang bersahabat karena rusak.tetapi bagi petualang sejati tak jadi masalah, malah merupakan menjadi tantangan tersendiri yang mengasyikan.
Di sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan panorama perbukitan yang menawan dibumbui hamparan tanaman sayur-sayuran milik penduduk yang menggambarkan sebuah daerah agraris yang penuh ketenangan.
AGROWISATA KALIGUA merupakan hamparan luas dari sebuah perkebunan teh milik PTP Nusantara IX (Persero) salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menguasai hajat hidup orang banyak, terutama masyarakat Desa Kaligua, yang mayoritas berpencaharian sebagai pegawai dan buruh di perkebunan teh PT(Persero)Perkebunan Nusantara IX .
Agrowisata kebun teh kaligua bukan sekedar hamparan kebun teh yang luas, tetapi juga memiliki beberapa objek yang perlu dikunjungi, antara lain:
1. Petilasan Nyi Ronggeng
Petilasan Nyi Ronggeng merupakan objek wisata yang pertama kali dapat dijumpai karena jaraknya yang cukup dekat dari pintu masuk utama, sekitar 100 meter petilasan Nyi Ronggeng merupakan sebuah gubuk yang di dalamnya terdapat sebuah patung wanita yang sangat cantik dan dikelilingi oleh pepohonan yang rindang sehingga terkesan sejuk. Kebersihan objek wisata ini sangat terawat menambah pesona keindahan yang alami.
Petilasan Nyi Ronggeng menjumpai sejarah yang tidak semua orang mengetahuinya. Dahulu, pada masa pendudukan Belanda di Indonesia ada sebuah perkebunan teh yang cukup luas dan mempekerjakan ratusan orang. Dari ratusan pekerja ada seorang pekerja yang sangat rajin, dia selalu bernyanyi ketika sedang bekerja da perkebunan. Van De Djong seorang Belanda, pemilik serta pendiri perkebunan teh, mendengar berita tersebut Van De Djong akhirnya memerintahkan pekerja wanita tersebut untuk menghibur para pekerja dengan bernyanyi pada tiap malam, para pekerja menyebutnya dengan sebutan ronggeng, untuk mengenang pengabdiannya penduduk setempat membangun gubuk dengan sebuah patung wanita di dalamnya. Sekarang tempat tersebut dinamakan petilasan Nyi Ronggeng.
2. Pertapaan gua barat
Gua barat berada di bawah pepohonan yang rimbun, di dalam rombunan itu nampak celah sempit yang merupakan mulut gua di antara bebatuan besar, gua barat merupakangua yang alamiah, menurut penuturan salah seorang warga setempat gua barat terbentuk karena adanya angin yang cukup kencang yang berputar di satu tempat di bagian barat sehingga menimbulkan lubang yang cukup dalam.
Untuk masuk ke gua barat dibutuhkan tali yang cukup kuat dan di ikat vertikal, kegiatan ini berisiko tinggi dan tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam. Maka untuk mengurangi resiko, pengunjung yang ingin turun ke gua harus satu persatu. Ada keistimewaan dari gua barat yaitu di dalamnya relung yang sangat luas dan di dasar gua dapat dirasakan hembusan angin yang tidak tahu dari mana asalnya.
3. Makam Van De Djong
Makam Van De Djong merupakan sabuah makam yang di keramatkan oleh masyarakat desa setempat, makam tersebut cukup bersih dan terawat dengan baik. Sebenarnya jasad Makam Van De Djong tidak dikubur di tempat ini, tetapi makam ini dibangun oleh warga sebagai simbolisasi untuk mengenang jasadnya. Makam mbah De Djong begitu warga setempat ini menyebutnya, tidak ada yang istimewa dari makam ini, namun orang yang disebut mbah De Djong inilah yang istimewa. Di sekeliling pemakaman terdapat beberapa pohon cemara dan beringin yang rindang dan ukurannya cukup besar.
Van De Djong adalah orang Belanda yang beragama Islam, dia membangun perkebunan teh yang dulunya adalah hutan belantara yang tak seorang pun berani memasukinya. Dengan penuh perjuangan dia membangun lahan seluas 600 hektar itu menjadi perkebunan teh yang subur, tidak hanya membangun perkebunan teh, dia juga membangun pabrik yang dinamakan dengan pabrik teh hitam, yang sekarang berkembang dengan sangat pesat.
4. Makam Mbah Djoko
Makam Mbah Djoko makam peninggalan sejarah yang terdapat di obyek wisata agro Kaligua yaitu makam mbah djoko. Makam ini letaknya cukup jauh dari pintu masuk utama sekitar 500 m, makam ini merupakan tempat dikuburkannya para biksu yang mengajarkan agama Budha pada masyarakat Kaligua pada masa pendudukan Jepang.
Pemberian nama Mbah Djoko pada para biksu dikarenakan biksu tersebut hidup membujang, tidak menikah sehingga disebut djoko oleh masyarakat Jawa atau lebih dikenal dengan sebutan mbah djoko. Warga masyarakat mengeramatkan makam ini, dan selalu memberi sesajen serta membakar dupa untuk kemudian diletakkan di makam Mbah Djoko sebagai penghormatan.
5. Gardu Pandang Tarwuh dan Gardu Pandang Sakub
Gardu Pandang tarwuh dan gardu pandang sakub merupakan tempat yang cukup tinggi di antara obyek wisata yang ada di Kaligua. Gardu Pandang sakub terletak di sebelah utara ujung timur, tepatnya di timur laut dengan ketinggian mencapai 2050 meter di atas permukaan air laut, sedangkan gardu pandang tarwuh terletak di sebelah selatan dari perkebunan teh. Gardu Pandang tarwuh lebih rendah bila dibandingkan dengan gardu pandang sakub, namun keindahan kedua tempat tersebut tidak jauh berbeda.
Pemandangan yang di tampakan oleh dua tempat ini cukup indah dan memesona, luas perkebunan dan hijaunya teh yang siap panen serta hawa dingin yang merasuk sampai ke tulang membuat dua obyek wisata ini selalu menjadi tujuan bagi para pengunjung dan kedua gardu ini dapat memperlihatkan seluruh obyek wisata yang ada di sekitar Kaligua.
6. Pabrik teh hitam
Pabrik teh hitam adalah sebuah pabrik teh terbesar di Kaligua yang menggunakan peralatan mesin kuno namun kualitasnya tetap bagus dan mesin cukup terawat sehingga kelayakannya terjamin. Lokasinya berada di tengah pemukiman penduduk yang ramah dan tenaga kerja yang profesional.
Pabrik ini dibangun pada tahun 1889 oleh Van De Djong pada masa penjajahan Belanda. Van de djong membawa bendera perusahaan bernama Van Jhon Pletan sebagai 60 perwakilan NN Culture Under Neming Belanda di Indonesia, tepat pada tanggal 1 juni 1889 sebuah perkebunan teh dan pabrik teh hitam resmi berdiri, untuk merayakan keberhasilannya Van de Djong mengadakan pesta dengan mengundang sebuah grup ronggeng, setiap malam kesenian ronggeng selalu menghibur masyarakat, kemudian untuk mengenang peristiwa itu setiap tanggal 1 Juni masyarakat Kaligua selalu mengadakan pentas seni tradisional.
7. Sumber mata air Tuk Bening
Sebuah sumber mata air yang sangat bersih dan mengalir cukup deras menuju sebuah kolam dari sumber mata air dinamakan tuk bening, sedangkan aliran tersebut dinamakan tuk Sidayu. Ada beberapa kepercayaan mengenai sumber mata air yang sangat bening, sehingga di keramat dan melalui juru kunci Mbah Sanurtam beberapa orang dari berbagai daerah meminta untuk dimandikan dengan dibacakan mantra, air dari sumber mata air ini memiliki beberapa khasiat antara lain untuk obat awet muda, cepat mendapat jodoh, agar naik jabatan untuk ilmu pelet dan sebagainya.
Dari beberapa orang yang dimandikan oleh Mbah Sanurtam ada yang ingin sukses dan naik jabatan dengan cepat, menurut penuturan Mbah Sanurtam, air tuk bening sangat manjur dan berkhasiat.
8. Gua Jepang
Merupakan gua peninggalan Jepang dengan ukuran panjang 1 km dan lebar 1,5 meter perkebunan teh yang cukup luas di sebelah timur, tampak mulut gua, tidak sulit untuk menemukan gua Jepang, karena terdapat papan penunjuk arah yang akan menuntun kita menuju tempat ini.
Gua Jepang dibangun pada tahun 1941 hingga 1942 oleh Jepang dengan mempekerjakan masyarakat setempat. Jepang mewajibkan perwakilan pemuda dari desa terdekat untuk membangun gua, kerja paksa tersebut dinamakan dengan Romusha. Pemuda yang diwajibkan Romusha antara lain dari desa Kaligua, Kalikidang, Gronggongan, Taman, dan Pandansari. Pekerjaan ini sangat melelahkan dan imbalannya tidak sebanding dengan keringat yang diteteskan. Mereka hanya dibayar 5 sen sehari, tanpa makan dan minum bahkan tidak ada waktu istirahat.
Gua Jepang dibangun dengan tujuan untuk melindungi Jepang dari serangan musuh. Selain membangun gua, Jepang juga melakukan kegiatan semacam perdagangan yang disebut Delimit. Delimit adalah pembelian barang dari para petani dengan harga yang sangat murah. Para petani dipaksa untuk menjual hasil panen kepada Jepang dengan harga yang sudah ditentukan oleh pihak Jepang. Delimit ini sangat merugikan bagi para petani. Hasil panen yang sudah dibeli dengan cara delimit ditimbun oleh Jepang di dalam gua sebagai cadangan makanan jika sewaktu-waktu musuh menyerang.
Setelah Indonesia merdeka, kemudian timbunan makanan dan pakaian di dalam gua diambil para petani yang sudah dirugikan. Untuk mengenang tersebut warga setempat menjaga keutuhan gua tersebut, dan hingga sekarang masih berdiri kokoh dan dinamakan Gua Jepang. Sekarang tempat tersebut menjadi salah satu obyek wisata di Kaligua. Jika ada pengunjung yang ingin masuk ke dalam gua harus diantar oleh seorang pemandu.
9. Telaga Ranjeng
Telaga Ranjeng adalah satu-satunya obyek wisata yang berada di luar kawasan obyek agrowisata Kaligua, tetapi jaraknya tidak terlalu jauh sekitar 1 km. Obyek wisata ini merupakan sebuah danau yang sangat luas, luasnya sekitar 1600 m2 dan sangat dalam, sehingga airnya sangat tenang, selain ini di tepi danau juga ada sebuah tempat, semacam kubangan air yang berisi ratusan ikan lele yang memadatinya.
Obyek wisata ini adalah obyek wisata yang sangat misterius karena terdapat kejadian-kejadian yang takhayul sering terjadi di sini, seperti ribuan ikan lele ukuran kerdil yang aneh. Konon jika ada orang yang mengambil lele di tempat ini maka dia akan mendapat musibah di kemudian hari. Selain itu telaga atau danau itu sendiri juga sangat misterius karena tidak ada satu pun perahu yang berada di danau ini, justru karena kemisteriusan tempat inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang hendak berlibur, karena suasana di telaga ini sangat tenang, damai dan udara yang sangat sejuk, serta kabut tebal yang menyelimuti telaga seakan membuat jiwa kita tenteram berada di tempat ini.
http://ahmadreza89.wordpress.com/2009
Posted by KALIGUA AGROTOURISM at 8:43 PM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar